Geografidapat diungkapkan sebagai induk dari segala ilmu pengetahuan” karena banyak bidang ilmu pengetahuan selalu mulai dari keadaan muka bumi untuk beralih pada studinya masing-masing. Lobeck (1939) Gegografi adalah suatu studi tentang hubungan – hubungan yang ada antara kehidupan dengan lingkungan fisiknya. Frank Debenham (1950) Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Filsafat berarti juga “mater scientiarum” yang artinya induk dari segala ilmu pengetahuan. Dalam halnya tentang geografi, paling tidak ada dua pendapat terhadap perkembangan bidang ilmu geografi saat ini. Pendapat pertama menganut faham geografi sebagai ilmu yang bersifat generalis yang tidak memerlukan bidang spesialisasi. Pendapat kedua memiliki pemikiran bahwa geografi dapat dikembangkan dalam spesialisasi spesialisasi cabang atau bahkan ranting tertentu. Kedua pendapat tersebut menengahkan kebenaran masing masing sebagai dasar pertimbangan PelaksanaanPraktik Pengalaman Lapangan (PPL) selama 34 hari, terhitung sejak 12 Agustus sampai dengan 14 September 2017 di MA NU Hasyim Asy’ari Bangsri telah berjalan dengan lancar. Untuk itu penulis ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dan membantu penulis dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di MA NU Hasyim Ilustrasi jawaban tts santai. Foto TTS sangatlah mengasyikan dalam mencari jawaban. Pasalnya, kita bisa menguji kemampuan dan juga menambah wawasan. Misalnya bermain dalam aplikasi TTS Santai. Salah satu pertanyaan yang mengasah kemampuan kita ada pada level 15, yakni menduplikat makhluk hidup adalah kloning. Apa itu kloning?Pengertian KloningMengutip buku Hukum dan Bioetik Dalam Perspektif Etika Dan Hukum Kesehatan oleh Prof. Dr. H. Indar, dkk 201985, kloning menurut bahasa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu clone atau klon yang berarti kumpulan sel turunan dari sel induk tunggal dengan reproduksi aseksual. Sedangkan secara istilah kloning adalah teknik membuat keturunan dengan kode genetik yang sama dengan sel induknya tanpa diawali proses pembuahan sel telur atau sperma tapi diambil dari inti sebuah sel pada makhluk hidup tertentu baik berupa tumbuhan, hewan maupun historis, Ian Wilmut dari Roslin Institute, Inggris, berhasil melakukan kloning domba. DNA dari sebuah sel dari puting susu domba digabungkan dengan sebuah sel telur Ovum. Ternyata ovum yang ditempeli DNA ini mampu membelah diri untuk selanjutnya menjadi embrio. Dari kloning ini lahirlah domba tanpa ayah yang dinamai "Dolly". Domba ini memiliki karakteristik yang sama dengan tersebut mengilhami penelitian yang lebih “gila” lagi, yakni kloning pada manusia. Apabila kloning sukses, peradaban manusia pasti akan berubah secara besar-besaran. Maka dari itu, kloning pada manusia telah secara resmi dilarang oleh hukum dan kode etik hasil kloning. Foto KloningSecara umum, kloning terdiri dari tiga macam, yakniKloning TumbuhanKloning pada tumbuhan yaitu mencangkok atau menyetek tanaman untuk mendapatkan tanaman yang memiliki sifat persis seperti HewanKloning pada hewan adalah pengambilan inti sel dari tubuh hewan yang digunakan untuk menghasilkan keturunan identik secara genetik. Artinya, hewan kloningan merupakan duplikat persis dengan ManusiaKloning pada manusia terdiri dari dua macam, yakni kloning manusia dapat berlangsung adanya laki-laki dan perempuan dalam prosesnya. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh laki-laki dan diambil selnya untuk kemudian digabungkan dengan sel telur perempuan yang telah dibuahi inti selnya. Setelah bergabung, sel telur dengan inti sel tubuh laki-laki akan ditransfer ke dalam rahim agar dapar berkembang dan menghasilkan kedua adalah kloning manusia berlangsung antara perempuan saja tanpa memerlukan kehadiran laki-laki. Proses ini dilaksanakan dengan mengambil sel dari tubuh seorang perempuan yang kemudian inti selnya diambil dan digabungkan dengan sel telur perempuan yang dibuang inti selnya. Sel telur ini lalu ditransfer ke dalam rahim perempuan agar berbuah dan menghasilkan Positif dan Negatif KloningSebagai salah satu teknologi yang cukup kontroversi, kloning memiliki dampak positif dan negatif, yakniDampak PositifMenyelamatkan spesies secara genetik yang akan punah secara dapat disimpan dalam waktu yang ilmu pengetahuan, diagnostik, dan NegatifMenciptakan spesies baru yang bertentangan dengan nilai terjadinya kekacauan dalam kekerabatan dan identitas pewarisan sifat mitokondria dan modifikasi epigenetik yang tidak memudahkan hampir segala sektor kehidupan manusia. Akan tetapi apabila tidak ditindak secara bijak, teknologi dapat menimbulkan kekacauan. Maka dari itu, adanya pembatasan bukan untuk membatasi kemampuan para ilmuan, akan tetapi mengurangi dampak negatif dari hasil-hasilnya yang berdampak pada kehidupan makhluk hidup.MZM Kotakwarna putih berfungsi untuk menuliskan jawaban dari soal yang ada di bawahnya. Cara mengisi jawabannya adalah dengan menuliskan jawaban pada nomor dan kotak yang sesuai secara mendatar atau menurun, sehingga membentuk rangkaian kata yang sesuai. Permainan TTS IPS dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPS siswa. Abstract Almost scientist has many experiences in analyze philosophy. They consider that philosophy as a center of all of knowledges. In this case, philosophical activity is one of an important thing in finding the truth. Philosohpy has success to arrange or to formulate the rules to get the true knowledge then develop it well. Because of philosophy some knowledge has got great achievment, so it is considered that knowledge as powerfull. Historically, knowledge has experienced several deveplopment. But ironically knowledge development makes the scientist understimated the philoshopy. But in the end when knowledge has been bewelderingly complicated they come back to philosophy as intrument to reconstruct the knowledge its self. This research has conducted to analyze about the philosohy and knowledge and also the correlation both of them. As library research this project has discussed radically number sources to support the proccess of analyzing. Finally, researcher can conclude the role of philosophy to build sistematically knowledge and also the role of knowledge to understand how important the philosophy in the deveplopment of knowledge its self. Keyword Philosophy, Knowledge, Development of Knowledge. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 DIALEKTIKA FILSAFAT DAN PENGETAHUAN Moh. Bahrudin Al-Waroqot Islamic Boarding School bahrudin2308 Abstract Almost scientist has many experiences in analyze philosophy. They consider that philosophy as a center of all of knowledges. In this case, philosophical activity is one of an important thing in finding the truth. Philosohpy has success to arrange or to formulate the rules to get the true knowledge then develop it well. Because of philosophy some knowledge has got great achievment, so it is considered that knowledge as powerfull. Historically, knowledge has experienced several deveplopment. But ironically knowledge development makes the scientist understimated the philoshopy. But in the end when knowledge has been bewelderingly complicated they come back to philosophy as intrument to reconstruct the knowledge its self. This research has conducted to analyze about the philosohy and knowledge and also the correlation both of them. As library research this project has discussed radically number sources to support the proccess of analyzing. Finally, researcher can conclude the role of philosophy to build sistematically knowledge and also the role of knowledge to understand how important the philosophy in the deveplopment of knowledge its self. Keyword Philosophy, Knowledge, Development of Knowledge. Pendahuluan Hampir semua ilmuwan sepakat bahwa filsafat adalah mater scientiarium atau induk segala ilmu pengetahuan. Hal itu adalah fakta, bahwa berpikir secara filsafat adalah suatu pola pikir yang mendobrak kejumudan tradisi. Filsafat juga telah berhasil merumuskan dan mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis. Karena itu, pengetahuan pun semakin tumbuh subur dan dan menjadi dewasa. Berkat filsafat, ilmu pengetahuan mengalami pencapaian yang gemilang, sehingga dianggap juga bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang maha kuasa. Ketika pengetahuan mencapai tingkat kedewasaan yang cukup, kemudian satu persatu pengetahuan meninggalkan filsafat dan menjadikan dirinya sebagai disiplin yang mandiri. Ironisnya, perkembangan pengetahuan yang sangat pesat tersebut menjadikan kalangan intelektual sinis terhadap filsafat. Filsafat dianggap “kuno” dan “tua”. Tetapi, di kemudian hari, ketika pengetahuan berpengaruh secara destruktif terhadap kehidupan manusia, misalnya pengetahuan tentang bom 2 yang meledakkan dan membunuh banyak orang, pengetahuan tentang rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, satu persatu disiplin ilmu kembali pada filsafat. Ketika keadaan menjadi demikian, kemudian orang-orang yang mengaku filsuf menyatakan bahwa, pengetahuan berada di dalam filsafat dan bukan sebaliknya. Filsafat berada di luar segala disiplin ilmu, tetapi segala disiplin ilmu berada dalam diri filsafat. Maka pertanyaannya sekarang, bagaimana filsafat berhubungan dengan ilmu pengetahuan sehingga keduanya tidak bisa dilepaskan dan di sisi lain saling ingin menguasai. Definisi Filsafat Menurut sejarah, istilah philosophia pertama kali digunakan oleh Phytagoras sekitar abad ke-6 SM. Ketika diajukan pertanyaan kepadanya, “apakah Anda termasuk orang yang bijaksana?” dengan rendah hati Phytagoras menjawab, “saya hanya seorang philosophos, “pecinta kebijaksanaan” lover of wisdom.Sebelum Phytagoras memberikan pengertian terhadap filsafat, orang-orang cenderung arogan, dengan menyatakan bahwa seorang ilmuwan adalah juga seorang filsuf. Selain itu, filsafat dianggap hanya berkaitan dengan ketuhanan dan kemanusiaan. Karena itu kemudian, Phytagoras memberi suatu pendapat bahwa, manusia adalah pencari kebijaksanaan filsuf dan Tuhanlah yang memiliki kebijaksanaan wisdom.Jadi, seorang filsuf bukan pemilik kebijaksanaan atau kebijaksanaan itu sendiri, ia hanya sekedar pecinta dan pencari kebijaksanaan yang ditemukan dan dicapai dengan cara berpikir filsafati. Suatu cara berpikir yang menyeluruh terhadap apa yang ada sambil bertanya-tanya dengan apa ia ada?Secara etimologi, istilah “filsafat” merupakan padanan kata falsafah bahasa Arab dan philosophy bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan Sophia. Kata philos berarti cinta love atau sahabat, dan Sophia berarti kebijaksanaan wisdom. Sehingga bisa ditarik kesimpulan etimologis bahwa filsafat berarti love of wisdom cinta kebijaksanaan sebagaimana reaksi Phytagoras terhadap sekelompok orang yang dengan arogan mengaku dirinya sophist. Untuk memperluas pengertian, penting juga melihat pengertian filsafat dari sisi terminologis istilah. Karena banyak juga istilah-istilah yang diajukan oleh filsuf. Karena dari mereka, muncul beragam konsep dan Koento Wibisono, dkk., Dasar-Dasar Filsafat Jakarta Universitas Terbuka,1989, 13. Loekisno Choiril Warsito, dkk, Pengantar Filsafat Surabaya, IAIN SA Press, 2011, 3. Al Farabi menyatakan bahwa filsafat adalah al ilm bil maujudat bima hiya maujudah pengetahuan tentang apa yang ada dan dengan apa ia ada. Konsentrasi pengetahuan juga difokuskan pada pengetahuan sifat kebijaksanaan Tuhan. Ali Maksum, Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme Jogjakarta Ar-Ruz Media, 2009,15. 3 definisi, sehingga ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Sedangkan Menurut Jacques Derrida sebagaimana dikutip oleh Eko Ariwidodo filsafat dalam ungkapan Derrida Filsafat ingin menjaring segala persoalan ke dalam suatu mathesis universalis atau rumusan universal yang mampu menuntaskan ini dikemukakan beberapa pendapat dari para filsuf tentang definisi filsafat. 1. Plato filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada; 2. Aristoteles filsafat merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki sebab dan asas suatu benda; 3. Al Farabi filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam, yang maujud ada dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya; 4. Immanuel Kant filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya terdapat 4 persoalan, yaitu; 1 apakah yang dapat kita ketahui metafisika, 2 apakah yang boleh kita kerjakan etika, 3 sampai dimanakah harapan-harapan kita agama, 4 apakah yang dinamakan manusia antropologi. 5. Harun Nasution filsafat adalah berfikit menurut tata tertib logika dan bebas tidak terikat tradisi, agama.Pengertian dari para filsuf tentang filsafat diatas menjadi suatu acuan bahwa filsafat adalah suatu pengetahuan tentang metode berpikir secara radikal, logis-sistematis, dan universal terhadap apa yang ada yang berkaitan erat dengan metafisika, etika, agama, dan manusia. Penjabarannya, berfilsafat berarti berpikir radikal mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya, logis-sistematik teratur, runtut, dan tidak serampangan untuk mencapai kebenaran universal umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial. Objek Filsafat Setiap pengkajian, tidak pernah terlepas dari objek yang dikaji. Demikian juga dengan filsafat. Ia memiliki dua objek kajian yakni berupa objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Karena itu objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam Ariwidodo, “Logosentrisme Jacques Derrida Dalam Filsafat Bahasa”, Karsa, Vol. 21, Desember 2013, 341. Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam Jakarta Bulan Bintang, 1990, 3. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu Jakarta Rajawali Pers, 2012, 1. 4 Berkenaan dengan “ada” ini sebagian filsuf membagi material filsafat pada tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Sedangkan objek formal filsafat adalah, metode untuk mencari keterangan secara radikal sedalam-dalamnya, sampai keakarnya tentang objek material filsafat. Objek formal ini menjadi suatu sudut pandang yang universal dan rasional. Fungsi Filsafat Permasalahan berikutnya, ketika filsafat diyakini secara positif menjadi suatu proses berpikir secara radikal dengan objek material dan formalnya, maka pertanyaannya, sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapan-harapan manusia. Karena dengan filsafat, manusia memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhannya untuk hidup bijaksana. Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki lompatan-lompatan dahsyat memiliki inisiatif yang kadang disebut melompati zaman di mana ia hidup. Hal ini menyebabkan manusia merasa terasing dengan lingkungan bahkan dengan dirinya, serta merasa hidupnya tidak begitu bermakna. Karena itu, filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh ke depan serta arti pentingnya hidup. Filsafat berfungsi sebagai upaya menjernihkan kepercayaan-kepercayaan pokok yang pada akhirnya menentukan tekanan perhatian yang ada pada dasar Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar knowledge is justified true belief.Selain itu, dalam kamus filsafat diungkapkan bahwa pengetahuan knowledge adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui subjek memiliki yang diketahui objek di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan pengertian di atas, merupakan gabungan dari metode memperoleh pengetahuan; empirisme dan rasionalisme. Mengenai metode Endang Saefuddin Ashari, Ilmu,Filsafat dan Agama Surabaya Bina Ilmu, 1987, 87. ibid., 101 Amsal Bakhtiar, Filsafat,85. Loren Bagus, Kamus Filsafat Jakarta Gramedia, 1996, 803 5 yang pertama, paling tidak sejak zaman Aristoteles terdapat teori epistemologi yang kuat dengan mendasarkan diri pada pengalaman manusia. Kaum ini memegang teguh pendapat bahwapengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “Tunjukkan hal itu kepada saya”. Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya metode yang kedua memiliki keyakinan bahwa berpikir adalah instrument utama untuk memperoleh pengetahuan, yang kemudian diekspresikan oleh Descartes dalam bahasa Latin cogito, ergo sum saya berpikir maka saya ada. Senada dengan Descartes, Plato pun memiliki suatu meno, dia berdalil, bahwa untuk mempelajari sesuatu, seseorang harus menemukan kebenaran yang sebelumnya belum diketahui. Tetapi jika dia belum mengetahui kebenaran tersebut, bagaimana dia bisa mengenalinya? Plato mengatakan bahwa seseorang tidak dapat mengatakan apakah suatu pernyataan itu benar kecuali kalau dia sebelumnya sudah tahu bahwa itu benar. Kesimpulannya adalah bahwa manusia tidak mempelajari apa pun; ia hanya “teringat apa yang telah dia ketahui” permasalahan pendefinisian muncul, sebuah konsep diajukan, bahwa pengetahuan harus dapat dibuktikan secara pasti self-evident kebenarannya, tetapi sekali lagi ketika pengertian ini diambil, bukti yang yang pasti pun tidak dapat memberi akurasi yang tepat, karena bisa jadi seseorang meyakini pesawat yang berbunyi demikian keras di langit sana, tetapi wujudnya tidak nampak karena berada pada posisi tertutup awan, atau sudah jauh melesat, padahal salah satu buktinya sudah ada. Objek Pengetahuan Berbeda dengan filsafat, objek pengetahuan lebih banyak bersifat spesifik. Objek pengetahuan didasarkan pada sesuatu yang dapat dijangkau dan menjadi pengetahuan. Karena pada hakekatnya, objek pengetahuan adalah apa yang ada atau wujud, maujudat entitas-entitas yang wujud. Menurut Langeveld dalam Menuju ke Pemikiran Filsafat, objek pengetahuan dibedakan menjadi tiga1. Objek empiris objek rasa, yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada dapat ditangkap oleh indra lahir dan indra batin; 2. Objek ideal objek bukan rasa, yaitu objek yang pada dasarnya tiada dan menjadi ada berkat kegiatan akal; Stanley M. Honer dan Thomas C. Hunt, metode dalam mencari pengetahuan rasionalisme, empirisme dan metode keilmuan dalam Jujun S. Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2003, 102 Ibid., 99. Muhammad In’am Esha, Menuju Pemikiran Filsafat, Malang, UIN-Maliki Pres 2010, 102 6 3. Objek transenden objek luar rasa, yaitu objek yang pada dasarnya ada, tetapi berada di luarjangkauan pikiran dan perasaan manusia. Penjelasannya, objek empiris adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman baik lahir maupun batin. Hal yang terjangkau lewat indera lahir disebut objekfisis, misalnya batu, gunung, dan suara, wewangian, dan rasa pahit. Hal yang terjangkau lewat indera batin disebut objek psikis seperti sedih, murung, benci, dan congkak. Objek ideal adalah sesuatu yang berada dalam ruang pikiran. Objek ini semula tidak ada, tetapi kemudian menjadi ada setelah melalui proses berpikir. Hasil pikiran yang masih di dalam pikiran baik berupa renungan atau ide pikiran inilah yang dimaksud objek ideal. Tetapi ketika ide dan renungan itu direalisasikan dalam wujud teknologi misalnya, atau siasat politik, maka dia menjadi objek empiris. Objek transenden, adalah sesuatu yang memang ada, tetapi tidak bisa dijangkau oleh kemampuan manusia baik pengalaman maupun pikirannya. Ia hanya diyakini adanya dan yang dapat diraih hanya gejalanya saja. Dari objek ini, kemudian lahir berbagai kajian pokok pengetahuan yang dikenal dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi sendiri merupakan teori tentang ada dan realitas, dalam kajian ini yang terpenting adalah mengenal “ada” dan “apa” tentang suatu adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita mengetahuinya, serta bagaimana membedakannya dengan yang lain. Lebih khususnya, ia adalah pengetahuan tentang batasan. Sedangkan aksiologi, adalah penerapan pengetahuan, jadi dibahas mlai dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri, akhirnya dilihat perkembangannya. Aksiologis lebih pada sisi praktis. Titik Temu Filsafat dan Pengetahuan Sejarah mencatat bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan yang sangat intens, walaupun pada akhirnya pengetahuan memisahkan diri menjadi disiplin yang lebih spesifik. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pengetahuan yang demikian pesat, kemudian kehilangan tujuannya, pengetahuan mengalami kemajuan yang buta. Sebab itulah pada akhirnya setiap disiplin ilmu kemudian kembali pada filsafat. Misalnya ilmu agama, memiliki filsafat agama, ilmu pendidikan memiliki filsafat pendidikan, filsafat politik dan seterusnya. Pikiran sama sekali berbeda dengan otak, pikiran adalah sesuatu yang ada dengan isi yang dapat dipertanggungjawabkan. Muhammad In’am Esha, Menuju, 102 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007 25 7 Kedekatannya itu terjadi karena baik filsafat maupun pengetahuan sama-sama memiliki metode, sistem, koherensi dan mempunyai objek. Perbedaan keduanya hanya dikarenakan filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu. Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan yang memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu digarisbawahi, walaupun filsafat merupakan induk dari segala ilmu, filsafat akan sangat kelelahan jika tidak dibantu oleh pengetahuan. Ia memerlukan data dari pengetahuan. Jika seorang filsuf hendak menyelediki politik, maka ia perlu tahu tentang politik yang dikandung dalam ilmu politik. Atau misalnya, jika hendak meneliti tentang permasalahan sosial, filsafat membutuhkan sosiologis untuk memahami sesuatu secara menyeluruh. Karena sebagaimana diungkapkan di depan, salah satu proses berfilsafat adalah berangkat dari apa yang ada kemudian dilakukan pengkajian terhadap apa yang ada tersebut. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan yang begitu halus. Keterikatannya dilalui oleh proses dialektika—walapun sebelumnya adalah kesatuan. Persamaan filsafat dan ilmu pengetahuan adalah 1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelediki objek selengkap-lengkapnya sampai ke Keduanya berpijak pada fakta dan kebenaran 3. Keduanya sama-sama memiliki metode dan objek kajian yang sistematis dan koheren. Sedangkan perbedaannya, adalah sebagai berikut; 1. Obyek Material lapangan filsafat bersifat universal umum yaitu segala sesuatu yang ada realita sedangkan obyek material ilmu pengetahuan bersifat khusus dan empiris. 2. Penutup Ketika ilmu pengetahuan meneliti objek secara “kausalitas”. Misalnya “bagaimana” suatu bangunan terjadi, dan “kenapa” ia dibangun, maka filsafat meneliti secara radik “apa itu” bangunan, sejauh mana bangunan itu dapat memberikan kontribusi bagi manusia, baik yang membangun ataupun yang ada di dalam bangunan itu kelak. Mahmud Manan, Pengantar Filsafat Surabaya IAIN SA Press, 2011 34 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat Surabaya IAIN SA Press, 2011, 44. 8 Ilustrasi ini memberi kenyataan bahwa antara filsafat dan ilmu pengetahuan berbeda, tetapi keduanya memiliki koherensi yang sangat erat. Sehingga kehilangan salah satunya, menjadi suatu kepincangan, sebagaimana roda depan dan belakang sebuah kendaraan, keberadaan keduanya memanglah berbeda, tetapi kehilangan keduanya, atau salah satunya merupakan sumber malapetaka. Karenanya, jika pun hubungan itu dianggap suatu dealektika, itu sangat bisa diterima. Sebab, dari pertentangan dan persamaan itu, muncullah filsafat ilmu yang menyerap berbagai teori dalam filsafat. Bahkan objek yang dipakai dalam filsafat ilmu adalah objek yang ada dalam filsafat secara khusus, misalnya objek material dan objek formal. Pertentangan yang terjadi sebelum ini, adalah suatu pertentangan untuk menginsafi keberadaannya masing-masing. Keduanya saling berpikir tentang kebenaran dan kebijaksanaan. Dalam hal ini penting melihat pandangan John Dewey yang tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran antara knowledge dengan truth. Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertitik tolak dari kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka filsafat adalah pengalaman tentang pengetahuan itu sendiri, filsafat dalam kajian pengetahuan secara tidak langsung dapat diposisikan sebagai bagian integral. Burhanuddin Salam, Logika Materiil Jakarta Rineka Cipta, 2003, 28 9 DAFTAR PUSTAKA Ariwidodo, Eko, “Logosentrisme Jacques Derrida Dalam Filsafat Bahasa”, Karsa, Vol. 21, Desember 2013. Wibisono, Koento. dkk. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta Universitas Terbuka,1989. Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat, Surabaya IAIN SA Press, 2011. Maksum, Ali. Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme. Jogjakarta Ar-Ruz Media, 2009. Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1990. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta Rajawali Pers, 2012. Ashari, Endang Saefuddin. Ilmu,Filsafat dan Agama. Surabaya Bina Ilmu, 1987. Bagus, Loren, Kamus Filsafat. Jakarta Gramedia, 1996. Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam Perspektif, Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2003. Esha, Muhammad In’am. Menuju Pemikiran Filsafat. Malang, UIN-Maliki Press 2010. Syafiie, Inu Kencana. Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Eko AriwidodoMakna tidak pernah hadir kecuali dalam intertekstualitas tanda. Derrida mengajak untuk melampaui bahasa, yakni melampaui bahasa yang telah dikonstruksi oleh beban makna, seperti yang dihasilkan oleh sistem linguistik dan logika. Melampaui bahasa berarti melampaui bahasa sebagai sarana bagi pikiran yang ingin mengartikulasikan makna kepada pembaca ataupun pendengarnya. Hubungan antara bahasa dan pikiran adalah hubungan yang timpang. Pikiran selalu diperlakukan lebih tinggi danpada kata-kata, Pikiran menjadi sumber dari bahasa, sementara bahasa hanyalah kepanjangan tangan dari pikiran. Bahasa bertugas menyampaikan sesuatu yang ingin diekspresikan oleh pikiran. Derrida menolak supremasi pikiran sebagai fakultas tersendiri yang bebas dari bahasa, dan sebaliknya menegaskan bahwa pikiran juga terkontaminasi oleh bahasa dan diferensialitas tanda-tanda. Derrida mengoperasikan differance untuk membedah kelemahan internal dari metafisika Barat. Namun, pengaruh dari differance juga melebar ke institusi-institusi pengetahuan lainnya yang membentuk nalar epistemik dari setiap pemikiran yang baku, tertutup, dan final. Differance menjadi anasir yang tak terelakkan dalam setiap disiplin keilmuan. Setiap membangun suatu asumsi, akan selalu ada differance. Sistem-sistem pemikiran dibangun di atas "teks" dan beroperasi dengan cara kerja teks, tak dapat menghindar dari differance. Hadirnya differance juga menggerakkan seluruh permukaan teks yang terlihat datar dengan memfungsikan kembali "logika permainan" yang direpresi oleh logika yang dominan. "Kebenaran", makna, atau referens dalam teks tidak menjadi prioritas utama yang dicari. Hal tersebut dialami lebih sebagai proses. Kehadiran differance, secara terus-menerus mempertanyakan asumsi-asumsi yang mapan dan mengujinya dengan kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih radikal, paradoksal, atau bahkan PenyusunMkd Iain Sunan AmpelSurabayaTim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat, Surabaya IAIN SA Press, Muhammad In'am. Menuju Pemikiran Filsafat. Malang, UIN-Maliki Press Filsafat Bandung PT. Refika AditamaInu SyafiieKencanaSyafiie, Inu Kencana. Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007.
PaskahInduk Dari Segala Perayaan Kristiani. ( Bagian 1 ) Mengapa dikatakan Paska merupakan induk dari segala perayaan (pesta) yang dirayakan umat Kristian di dunia ini ?.Karena peristiwa Paskah adalah peristiwa yang terbesar dari semua peristiwa yang pernah dialami oleh umat nasarani di dunia ini. Peristiwa Paskah adalah peristiwa
POKOK 1 n pohon, pokok kayu; 2 n modal; 3 n akar ki, asal mula, awal, benih, biang, bibit, induk ki, kausa, lantaran, pangkalan, pohon ki, punca, seb...
PROGRAMSTUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H. i. KATA PENGANTAR. Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan segala kemudahan sehingga makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Indonesia Madya
Filsafat dipandang sebagai induk dari segala ilmu karena filsafat telah berjasa dalam kelahiran berbagai disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi, hingga saat ini, baik dalam ilmu sosial seperti ilmu pemerintahan maupun ilmu alam seperti fisika. Mengapa Filsafat Disebut Sebagai Induk Dari Segala Ilmu Pengetahuan. Misalnya filosofi rasionalisme mendorong perkembangan ilmu pengetahuan di Eropa. Filsafat adalah ilmu yang mencari sebab, mana dan hakikat yang sedalam-dalamnya atas segala sesuatu, dengan menggunakan akal pikiran atau rasio. PPT ILMU FILSAFAT DAN FILSAFAT ILMU PowerPoint Presentation free download ID 6263921Kesimpulannya semua disiplin ilmu diawali oleh filsafat adalah ilmu tertua juga karena dengan filsafat lah kita mendefinisikan apa itu kebenaran dan bagaimana caranya kita mengetahui alasan kenapa filsafat disebut induk segala Thank, Saleum. Sumber tulisan pribadi Ada yang mengatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu yang ada karena objek material filsafat mencakup seluruh kenyataan Setiyawan, 2019. Adapun filsafat ini berasal dari Bahasa Yunani yaitu Philosophia yang apabila dimaknakan secara harfiah berarti kecintaan terhadap sebuah kebijaksanaan. Kesimpulannya semua disiplin ilmu diawali oleh filsafat adalah ilmu tertua juga karena dengan filsafat lah kita mendefinisikan apa itu kebenaran & bagaimana caranya kita mengetahui alasan kenapa filsafat disebut induk segala Thank, Saleum. Sumber tulisan pribadi Referensi kesini,kesini,kemari. We would like to show you a description here but the site won't allow us. PPT Kedudukan Filsafat Ilmu dalam Perkembangan Ilmu pengetahuan PowerPoint Presentation ID Filsafat dipandang sebagai induk dari segala ilmu karena filsafat telah berjasa dalam kelahiran berbagai disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi, hingga saat ini, baik dalam ilmu sosial seperti ilmu pemerintahan maupun ilmu alam seperti fisika. Apakah filsafat dapat disebut sebagai ilmu pengetahuan? Mengapa dikatakan demikian, karena di dalam filsafat mencangkup berbagai ilmu pengetahuan yang dimiliki manusia, dimana filsafat dibagi menjadi dua bagian yaitu Filsafat Praktis dan Filsafat Teoristis. Filsafat Praktis meliputi norma- norma, urusan rumah tangga dan social politik. Dahulu pada mulanya filsafat meliputi semua ilmu yang ada pada zamanya politik, ekonomi, hukum, seni, dan sebagainya. Akan tetapi lama kelamaan dengan intensifnya usaha-usaha yang bersifat empiris dan eksperimental terciptalah satu persatu ilmu yang khusus memecahkan satu bidang masalah. Feti Fatimah dan Noverius Laoli sependapat akan hal bahwa filsafat adalah ilmu yang paling tua dan mempunyai objek yang luas dan umum. Oleh karena itu, filsafat disebut sebagai " induk " atau " ibu " dari ilmu pengetahuan mater of scientiarum . Filsafat geografiTahun 2019 lebih mundur lagi, jatuh pada 21 November. mengapa demikian? Hari Filsafat Sedunia diperingati oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB oleh UNESCO. Divisi PBB berfokus pada pendidikan, pengetahuan dan budaya pada tahun 2002. Pada tahun-tahun awal, peringatan semacam ini terbatas pada pejabat UNESCO dan undangan terkait. filsafat ilmu sangatlah tepat dijadikan landasan pengembangan ilmu khususnya ilmu pengetahuan alam karena kenyataanya, filsafat merupakan induk dari ilmu pengetahuan alam. Daftar Pustaka. Bertens, K., 1987., "Panorama Filsafat Modern", Gramedia Jakarta, 16, 20-21, 26. Awal mulanya filsafat merupakan ilmu yang pertama kali muncul, yang memiliki ilmu-ilmu khusus lainnya sebagai bagian dari filsafat. Dengan inilah filsafat disebut sebagai induk atau ibu dari ilmu pengetahuan mother of science karena objek material filsafat sangat umum yaitu seluruh kenyataan. Buku FILSAFAT SEBAGAI INDUK ILMU PENGETAHUAN Download PDF Share. About Admin . Administrator Previous Bahasa Indonesia Versi Mahasiswa Nonjurusan Bahasa Indonesia Suatu Pendekatan pada Penulisan Karya Ilmiah Next Filsafat Barat Abad 21. Related Articles. RENCANA STRATEGIS FAKULTAS USHULUDDIN 2021-2025. Filsafat ilmu tigaBagi manusia, berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik Tuhan, alam, atau pun kebenaran. Dengan kata lain filsafat merupakan hal mendasar yang pada dasarnya dimiliki oleh umat manusia. Filsafat dikatakan sebagai induk dari segala ilmu, selain atas dasar Arqom Kuswanjono 293 alasan historis, juga dikarenakan kajian filsafat memiliki sifat begitu

PrestonE. James merupakan ahli geografi terkemuka dari Amerika Serikan. Menurut Preston, ilmu geografi adalah dasar (induk) dari segala jenis ilmu pengetahuan. 5. Alexander von Humboldt Alexander von Humboldt merupakan seorang polymath dan penjelajah dari Jerman yang semasa hidupnya juga mendalami geografi.

Ilustrasi bermain teka-teki silang. Foto Unsplash/Ross SneddonSering kali kita dibingungkan dengan penggunaan kata dalam bahasa Indonesia, misalnya saja pertanyaan TTS pokok inti dari sesuatu. Nah, dalam artikel berikut akan menjelaskan kunci jawaban dari pertanyaan tersebut yang agar kamu tidak kebingungan dalam Jawaban TTS untuk Pertanyaan Pokok Inti dari SesuatuIlustrasi pokok inti dari sesuatu. Foto Unsplash/MikołajJawaban dari TTS untuk pertanyaan pokok inti dari sesuatu adalah esensi. Hal ini didarkan dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pokok inti dari sesuatu atau hakikat disebut juga dengan dari buku Jejak Pena Pustakawan oleh Atin Istiarni dan Triningsih 2018 47, esensi berasal dari bahasa Latin yaitu essentia, dari esse ada. Istilah yang sepadan dalam Yunani ialah ousia. Esensi adalah apa yang membuat sesuatu menjadi apa mengacu kepada aspek-aspek yang lebih permanen dan mantap dari sesuatu yang berlawanan dengan yang berubah-ubah, parsial atau fenomenal. Dalam logika, esensi secara tradisional mengacu kepada sifat-sifat khas yang mesti dimiliki oleh setiap anggota suatu spesies atau kelompok supaya masuk spesies atau kelompok EsensiCiri-ciri esensi jika ditinjau dari pengaruh yang diberikan terdiri dari beberapa macam, yakniMengandung Sudut Pandang ManusiaEsensi merupakan cara pandang manusia akan sebuah hal, baik hal yang nyata ataupun tidak. Meski demikian, esensi tidak selalu memiliki esensi dari suatu hal dapat dilakukan dengan cara menentukan sudut pandang yang jelas dan juga tidak meremehkan sudut pandang yang lainnya. Oleh karena itu, esensi memiliki sifat yang relatif dan dapat membuat makna yang berbeda, tergantungcara pandang setiap KeilmuanEsensi juga mengakomodir suatu bidang keilmuan. Artinya, orang biasa dengan para ahli memiliki cakupan ilmu yang berbeda dalam memahami sebuah esensi. Misalnya saja dalam sebuah kejadian, di mana orang yang memiliki ilmu tertentu memiliki cara pandangnya sendiri dan lebih mendetail dibandingkan dengan orang dengan Kata LainEsensi selalu diasosiasikan dengan penggunaan kata atau diksi lain. Dampaknya adalah membuat kata atau diksi tersebut memiliki makna yang Akan KepentinganDengan cara pandang setiap orang yang berbeda satu sama lain membuat penafsiran esensi sarat akan kepentingan, baik itu kepentingan pribadi ataupun kepentingan kelompok. Masing-masing kepentingan lahir dari sudut pandang tertentu dan memberikan arti yang dari perkataan budayawan asal Jember Sujiwo Tejo, contoh dari kalimat esensi yakniKorupsi lebih atau setidaknya sama saja dengan membakar kitab suci, yaitu menghina esensi kitab suci. Tak ada ajaran maupun agama yang tak mengharamkan sekarang sudah mengetahui kunci jawaban TTS tentang pokok inti dari sesuatu bukan? Semoga informasi singkat di atas bermanfaat dan menambah pengetahuan kamu.MZM hZtW.
  • tnqsvo5u73.pages.dev/286
  • tnqsvo5u73.pages.dev/580
  • tnqsvo5u73.pages.dev/5
  • tnqsvo5u73.pages.dev/77
  • tnqsvo5u73.pages.dev/155
  • tnqsvo5u73.pages.dev/195
  • tnqsvo5u73.pages.dev/147
  • tnqsvo5u73.pages.dev/480
  • induk dari segala pengetahuan tts